Pelatihan Kader Tiga Minggu Habiskan Rp1,1 M
KEJAKSAN - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr Edy Sugiarto MKes mengaku optimis keberadaan kader kesehatan berdampak efektif. Ditemui di sela-sela karnaval, akhir pekan lalu, Edy mengatakan, tanpa keberadaan kader kesehatan, program yang ada di posyandu akan macet. Kader untuk mengurangi penderita dampak mengenai asap rokok pun, lanjut dia, adalah kader kesehatan yang berada di setiap kampung siaga. \"Tanpa itu (kader, red) posyandu macet. Kader itu untuk kewaspadaan dini, menyadarkan masyarakat bagaimana berperilaku sehat, termasuk bagaimana asap rokok mempengaruhi kesehatan dan janin untuk ibu hamil,\" jelasnya. Disinggung tentang pelatihan yang memakan anggaran Rp1,1 miliar, Edy menyebutkan, kalau pelatihan tidak hanya digelar satu hari. Namun selama tiga minggu. Kader yang dibekali pun kader pilihan. Selain itu anggaran tersebut juga rencananya akan diberikan sejumlah peralatan. Ditanya parameter keberhasilan kader, Edy menegaskan, keberhasilan diukur dari menurunnya angka keterlambatan penanganan kesehatan pada masyarakat. Kader tersebut, kata dia, harus mencegah jangan sampai terjadi “4 terlambat”. Meliputi terlambat mendeteksi penyakit secara dini, terlambat memberikan bantuan, terlambat donor darah dan terlambat penanganan di RS. Keefektifan kader ini, sambung dia, memang tidak bisa dinikmati secara langsung. Terpisah, dihubungi via ponsel Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Cirebon, dr Sri Laelan Erwani menerangkan, jumlah kader kesehatan sebenarnya lebih dari 300 orang. Anggaran pelatihan memakai dana bagi hasil cukai untuk 80 dokter, 80 bidan dan 80 perawat. Sekitar 100 remaja juga dilibatkan. \"Jadi tidak hanya yang 300 itu saja. Kader kami banyak,\" ujarnya. Terkait pendeteksian dini, terang dia, kader kesehatan berada di setiap kampung siaga. Tidak hanya satu kader per kampung siaga. \"Nanti kader itu melihat gejala yang timbul di masyarakat. Karena kader yang dipilih juga kader yang dekat dengan masyarakat. Sehingga saat ada keluarga atau orang yang menimbulkan gejala, bisa langsung dideteksi,\" jelasnya. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: